Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. (Mazmur 42:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 49-50
Merindukan Tuhan - Sewaktu kuliah, saya pulang ke rumah orangtua setiap akhir pekan. Teman dekat, ibu kos yang ramah dan baik, bahkan tugas kampus yang menumpuk tak menyurutkan kerinduan untuk berjumpa dengan keluarga. Satu minggu tidak bertemu terasa begitu lama. Seindah dan selengkap apapun fasilitas di luar sana, tempat terindah bagi saya tetap di tengah keluarga.
Pemazmur juga mengalami kerinduan yang kuat. Penyanyi Lewi dari bani Korah yang berada di pembuangan ini merasa terisolasi secara rohani. Ia merindukan Allah yang seakan tak segera menjawab seruannya. Ia merasa terisolasi secara fisik karena tak lagi dapat memimpin umat dengan nyanyian syukur di rumah Allah. Ia terisolasi secara sosial karena musuh yang terus mengolok-olok, “Di mana Allahmu?”
Pemazmur merasa tertekan dan gelisah. Ia mengenang masa lalunya yang penuh dengan sukacita manakala memimpin umat masuk ke rumah Allah, mengingat kasih setia Allah, dan juga ketekunannya dalam berdoa. Kenangan itu membuatnya ingat akan kesetiaan dan kenikmatan dari Allah. Ia pun terus menyemangati diri untuk berharap kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya.
Bagaimana dengan kita? Adakah getaran rindu akan Tuhan kita rasakan? Apakah kebaikan dan kesetiaan Tuhan di masa lalu menjadikan kita senantiasa berharap kepada-Nya? Adakah kebaikan Tuhan menyemangati kita untuk semakin merindukan-Nya dan menyadari bahwa tanpa Dia kita tidak dapat bertahan hidup? Mari mendekat kepada Tuhan lebih dari sekadar memohon kebebasan dari segala pergumulan! —EBL
Kerinduan kita pada Allah menunjukkan besarnya iman kita kepada-Nya.
0 Response to "Merindukan Tuhan"